Tipe Trader Forex

Apakah Anda masih bingung akan trading forex menggunakan strategi apa? Jika demikian, maka barangkali ada baiknya mengetahui terlebih dahulu tipe trader forex apa yang cocok dengan karakter Anda. Setelah mengetahuinya, barulah Anda menyusun strategi dengan meniru trader lain yang setipe, atau mengembangkan strategi sendiri berdasarkan tipe Anda.

Secara umum, tipe trader forex dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan teknik analisis dan jangka waktu trading-nya. Terdapat tiga tipe trader forex berdasarkan teknik analisis-nya, yakni trader fundamental, trader teknikal, trader sentimen, serta trader yang menerapkan campuran berbagai teknik analisa. Tipe trader berdasarkan jangka waktu trading juga dapat dibagi menjadi empat, yakni scalper, day-trader, news-trader, dan swing-trader. Berikut ini ulasan selengkapnya, termasuk ciri-ciri serta kelemahan dan keunggulan masing-masing tipe trader forex.

Tipe Trader Forex Berdasarkan Teknik Analisis

  • Trader Fundamental

Trader forex pengguna analisis fundamental akan menelaah berbagai data ekonomi dan berita sosial-politik sebagai dasar pengambilan keputusan trading-nya. Kalender forex dan newsfeed merupakan prasarana trading utama mereka. Pemantauan beritanya pun langsung dari kantor-kantor berita tangan pertama, seperti Reuters dan Bloomberg.

Trader Fundamental

Sebelum bertransaksi pada suatu mata uang, mereka akan meneliti latar belakang ekonomi negara asal mata uang tersebut, mulai dari historis hingga prospek masa depannya. Karena itu, teknik ini umumnya hanya dapat dilakukan oleh trader yang memiliki latar belakang ilmu ekonomi. Kebanyakan trader fundamental memiliki akurasi tinggi, tetapi lebih cocok untuk trading jangka panjang (open posisi selama lebih dari 1 hari).

Kelemahannya: trader fundamental seringkali salah menentukan level entry (open posisi) dan exit (close posisi), jika tak menggunakan indikator teknikal.

  • Trader Teknikal

Berbeda dengan tipe trader sebelumnya, pengguna analisis teknikal justru tak acuh pada data ekonomi dan berita-berita yang beredar di media. Mereka sepenuhnya mengandalkan indikator teknikal atau pemantauan pergerakan grafik harga saja (Price Action) sebagai bahan pengambilan keputusan. Pada tahap pemula, mereka akan mencoba-coba berbagai jenis indikator teknikal yang terdapat pada platform trading online. Kemudian, mereka menyusun sistem trading sendiri berdasarkan kombinasi indikator yang dirasa paling cocok.

Trader Teknikal

Setelah lebih berpengalaman, trader teknikal bisa jadi akan berupaya merancang Expert Advisor (Robot Trading) yang dapat membantunya untuk trading forex 24 jam non-stop. Efisiensi trader teknikal sangat tinggi, sehingga mereka bisa membuka dan menutup posisi berulangkali dalam satu hari, dengan ataupun tanpa bantuan robot. Namun, akurasi tiap posisi trading-nya tak setinggi trader fundamental.

Mengapa akurasi trader teknikal rendah? Karena mereka mengabaikan aspek fundamental yang mendasari pergerakan harga dan mereka buta pada kalender forex. Contoh skenario terburuk: mereka akan trading berdasarkan parameter tertentu secara nyaris otomatis pada saat akan rilis berita penting. Akibatnya, anomali pergerakan harga mengakibatkan lonjakan seketika yang membuat saldo akun habis dalam sekejap.

  • Trader Sentimen

Trader sentimen tidak melandaskan pengambilan keputusan pada analisis fundamental ataupun teknikal. Mereka justru akan mencari data sentimen jual/beli trader (trader sentiment) untuk melihat apakah kecenderungan mayoritas trader terhadap suatu pasangan mata uang itu bullish atau bearish. Setelah itu, mereka bisa open posisi sesuai kecenderungan mayoritas (trend-trading) ataupun melawan mayoritas (counter-trend).

Trader sentimen

Kelemahan utama tipe trader ini adalah karena sifat pasar forex yang tidak terpusat, maka tak tersedia data sentimen trader yang benar-benar menyeluruh secara internasional. Oleh sebab itu, data yang bisa dimanfaatkan hanyalah data sentimen trader per broker saja yang kadangkala tidak akurat. Begitupun, tak semua broker bersedia menyediakan data sentimen jual/beli.

  • Trader Campuran

Trader campuran biasanya membaurkan semua jenis analisis sebagai bahan pengambilan keputusan trading. Mereka meneliti aspek fundamental mata uang, menggunakan indikator teknikal, juga menengok sentimen mayoritas trader. Dengan banyaknya bahan pertimbangan, mereka berharap kalau keputusan trading-nya akan berakurasi lebih tinggi.

Secara teoritis, tipe trader forex ini lah yang terbaik. Namun, ada dua kelemahan fatal. Pertama, jika trader belum membuat sistem yang jelas, maka akan mudah berubah pikiran. Kedua, pengambilan keputusan bisa memakan waktu sangat lama. Oleh karenanya, jika Anda ingin menjadi tipe trader campuran, maka terlebih dahulu harus menggodok suatu sistem trading yang matang.

Tipe Trader Forex Berdasarkan Jangka Waktu Trading

  • Scalper

Tipe trader scalper akan open dan close posisi dalam tempo kurang dari satu jam, atau bahkan hanya beberapa menit saja. Tujuan seorang scalper adalah mendapatkan keuntungan kecil-kecil berulang kali, sehingga diharapkan lama-lama akan menjadi bukit. Dalam aktivitas trading forex, scalper akan menggunakan time frame di bawah 1 jam (Hourly/H1), yakni antara tick, 5 Menit, 15 Menit, dan sejenisnya. Mereka biasanya aktif pada sesi trading Eropa hingga overlap sesi Amerika, karena masa-masa itu menawarkan fluktuasi harga paling tinggi dalam sehari.

Semua scalper memanfaatkan indikator teknikal, bahkan tidak jarang pula sudah memakai robot. Karenanya, scalper amat produktif dan bisa membuka-tutup hingga ratusan posisi trading dalam satu hari. Namun, kelemahannya, akurasi trading relatif rendah serta terkena biaya trading (spread dan komisi) cukup tinggi.

  • Day-Trader

Day-Trader adalah tipe trader forex yang membuka dan menutup posisi trading dalam satu hari yang sama, tetapi frekuensinya tak setinggi scalper. Seorang day-trader bisa menerapkan analisis fundamental saja, analisis teknikal saja, analisis sentimen saja, ataupun kombinasi semuanya sekaligus. Para day-trader biasa memanfaatkan time frame antara di bawah harian (Daily/D1), yaitu antara H1, H4, dan sejenisnya.

Karena tak seketat scalper, day-trader pun lebih bebas dalam menentukan sesi trading. Mereka bisa mulai pada sesi trading Asia ataupun Eropa, lalu baru menutup posisi trading pada sesi Amerika. Mayoritas trader profesional merupakan day-trader.

  • Swing-Trader

Pada dasarnya, swing-trader mencari peluang open posisi saat ada perubahan tren signifikan, lalu mempertahankannya hingga muncul indikasi perubahan tren baru lagi. Oleh karenanya, mereka memanfaatkan analisis fundamental dan time frame jangka panjang (mulai dari Daily, Weekly, hingga Monthly).

swing-trader

Swing-trader bisa mempertahankan posisi trading terbuka dalam waktu sangat lama, mulai dari beberapa hari hingga berbulan-bulan. Volume trading dan target keuntungannya sangat besar antara 200-500 pips. Untuk menjaga posisi trading dari fluktuasi harga sesaat yang mengganggu (noise), swing-trader biasanya menyiapkan bantalan saldo cukup besar.

  • News-Trader

News-Trader adalah tipe trader forex yang hanya aktif menjelang dan setelah rilis berita penting saja. Tipe trader ini bisa jadi hanya trading 1-3 kali tiap bulannya, tetapi setiap kali trading akan menggunakan volume (lot) yang besar. Beberapa momen yang ditunggu oleh news-trader antara lain: rilis berita Non-farm Payroll (NFP) Amerika Serikat, Super Thursday (rilis laporan inflasi dan suku bunga Inggris), serta rapat kebijakan moneter bank sentral AS (FOMC Meeting).

Pergerakan harga pada momen-momen tersebut biasanya lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan situasi normal, sehingga news-trader menganggap keuntungan cukup memadai dari trading saat momen-momen itu saja. Kelemahannya, fluktuasi harga yang tinggi juga membuka kemungkinan rugi lebih besar dalam tempo lebih cepat. Oleh karenanya, dibutuhkan persediaan modal dan nyali lebih besar pula untuk menjadi seorang news-trader.

Leave a Comment