Cara Meminimalkan Resiko Dalam Forex Trading

Banyak trader pemula bertanya-tanya mengenai bagaimana cara agar tidak mudah loss atau meminimalkan resiko dalam forex trading. Ini memang merupakan topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan, karena trader pasti ingin mengurangi potensi rugi hingga sekecil mungkin, tetapi juga ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dalam setiap transaksi. Padahal, ada ungkapan “high risk, high profit (resiko besar, maka potensi keuntungan makin besar)” dalam aktivitas trading forex dan investasi apapun.

Trader pemula biasanya mencari jawaban bagi pertanyaan tersebut di tempat yang salah. Mereka boleh jadi mencari grafik time frame berapa yang tidak mudah loss, atau indikator teknikal mana yang paling akurat. Padahal, cara meminimalkan resiko dalam forex trading tak berhubungan dengan pilihan time frame ataupun indikator teknikal yang digunakan oleh trader. Agar bisa meminimalkan resiko dan tidak mudah loss, trader semestinya mendalami topik manajemen resiko (risk management).

Umumnya, pemula membutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajari topik tersebut, karena mereka tak menyadari beragam keputusan keliru yang diambil saat baru mulai forex trading. Pemula biasanya baru memahami pentingnya memahami manajemen resiko, setelah sadar bahwa profit besar tak bisa diperoleh semudah klik-klik keyboard PC. Namun, tak usah khawatir, karena artikel ini akan mengulas 5 (lima) cara meminimalkan resiko dalam forex trading yang ampuh dan mudah diterapkan oleh siapa saja.

  1. Siapkan Modal yang Bisa Dikorbankan

Ada satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh hampir semua trader pemula. Kesalahan itu adalah menggunakan modal yang tidak bisa dikorbankan. Boleh jadi seorang pegawai menggunakan separuh pendapatan bulanannya sebagai modal, atau ibu rumah tangga menggunakan uang belanja bulanan untuk dijadikan modal, atau seorang mahasiswa menggunakan uang SPP semester depan. Mereka melakukannya karena membayangkan akan mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Padahal, realitanya tak semudah itu.

Setelah mulai forex trading, mereka akan merasakan tekanan luar biasa untuk profit agar uang jangan sampai hilang, sehingga malah menghadapi resiko lebih besar. Beberapa diantaranya akan merasa takut rugi hingga gagal memanfaatkan peluang profit yang muncul. Beberapat orang lain justru sebaliknya, merasa serakah hingga terlalu banyak membuat keputusan trading yang salah.

Baca Juga:   Top 6 Tips untuk Sukses Bisnis Forex Trading

Para penasehat keuangan pasti akan menyarankan Anda untuk menggunakan “uang dingin” saja sebagai modal forex trading. “Uang dingin” yang dimaksud adalah dana yang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat dan bisa dikorbankan. Misalnya uang bonus dadakan, THR, angpau hari raya, hadiah undian, anggaran berwisata, dana yang sedianya ingin dibelikan tiket konser artis favorit, dan sejenisnya.

Bagaimana jika “uang dingin” itu berjumlah sedikit? Tidak apa-apa. Trader pemula justru disarankan agar jangan mulai forex dengan modal terlalu besar. Mulailah dengan modal yang kecil dulu (maksimal USD1000). Jika sudah berhasil profit dengan modal kecil, maka Anda pasti akan berhasil saat mengelola modal lebih besar. Namun, jika modal kecil saja merugi, maka Anda kemungkinan takkan mampu menangani modal lebih besar.

  1. Ketahui Berapa Besar Toleransi Resiko Anda

Sebelum mulai forex trading, Anda harus mengetahui terlebih dahulu berapa besar toleransi resiko yang sanggup ditanggung. Bagaimana cara mengetahuinya? Cobalah jawab lima pertanyaan di bawah ini:

  • Berapa usia Anda? Semakin muda usia Anda, maka toleransi resiko Anda biasanya semakin besar. Orang yang berusia tua akan memiliki toleransi resiko lebih rendah, karena keterbatasan dalam belajar dan menyerap informasi.
  • Bagaimana pengetahuan Anda tentang forex trading? Semakin sedikit pengetahuan Anda, maka toleransi resiko Anda semakin kecil.
  • Bagaimana pengalaman Anda dalam dunia investasi keuangan? Orang yang pernah berkecimpung dalam investasi keuangan lain (seperti saham atau reksa dana ETF) biasanya memiliki toleransi tinggi. Namun, jika Anda tak pernah mengenal investasi keuangan sama sekali, maka toleransi resiko pasti rendah.
  • Berapa besar uang yang siap Anda korbankan? Dalam proses belajar forex trading, siapapun pasti akan mengalami kerugian terlebih dahulu. Semua trader profesional pun demikian. Jadi, Anda harus menentukan dulu berapa besar uang yang siap dikorbankan, baru kemudian menentukan modal.
  • Apa tujuan Anda bermain forex trading? Apabila tujuan Anda berjangka pendek, maka toleransi Anda lebih rendah. Sedangkan jika target Anda berjangka panjang hingga beberapa tahun ke depan, maka Anda punya toleransi resiko lebih besar.

Kelima pertanyaan itu akan membantu Anda menentukan beragam komponen penting dalam manajemen resiko saat trading. Misalnya mengenai berapa besar modal yang siap dipergunakan, berapa rasio risk/reward yang akan diberlakukan, serta berapa besar resiko per posisi trading.

kenali arah pasar untuk meminimalkan resiko trading forex

  1. Kendalikan Resiko Saat Trading

Pada dasarnya, trader bisa mengatur agar tidak mudah loss dengan melaksanakan tiga aturan berikut ini:

  • Selalu menerapkan Stop Loss (SL): Trading tanpa SL itu ibarat naik mobil tanpa rem, alias pasti akan berakhir dengan kecelakaan. Jadi, Anda harus selalu ingan memasang SL saat open posisi, atau segera setelah open posisi.
  • Tentukan rasio risk/reward minimal 1:2: Rasio risk/reward ini adalah perbandingan jarak antara target profit (TP) dan SL. Dengan rasio 1:2, maka jika target profit Anda sebanyak 60 pips, maka SL harus dipasang dalam jarak 30 pips. Atau jika target profit 100 pips, maka SL berjarak 50 pips.
  • Batasi resiko 3% per open posisi: Contohnya jika Anda memiliki modal sebesar USD500 dalam akun, maka kerugian maksimal per posisi adalah sebesar USD15. Segera cut loss jika kerugian sudah mencapai USD15.

Patokan diatas hanyalah ketentuan yang umum dilaksanakan oleh trader, tetapi sebenarnya standar boleh diubah tergantung toleransi resiko Anda. Berapapun patokan resiko Anda, ada satu hal yang wajib diingat: Anda harus disiplin melaksanakan aturan resiko yang telah diputuskan sejak awal. Apabila Anda sering melanggar aturan, maka sama saja artinya dengan tidak ada aturan sama sekali.

  1. Batasi Penggunaan Leverage

Leverage dapat memperbesar daya beli modal Anda. Umpama Anda cuma memiliki modal USD500, maka seolah-olah punya modal USD50,000 hanya dengan menggunakan leverage 1:100. Lebih fantastis lagi jika menggunakan leverage 1:1000, maka uang USD500 bisa seakan-akan menjadi USD500,000. Bayangan itu membuat banyak pemula berlomba menggunakan leverage besar-besaran. Padahal, itu merupakan keputusan yang keliru.

Trader sebaiknya membatasi leverage hingga maksimal 1:100 saja, karena penggunakan leverage yang makin besar bisa membuat Anda makin mudah loss. Leverage tinggi tidak menghapus kemungkinan rugi. Apabila ada gejolak harga yang sangat besar, maka modal Anda tetap bisa ludes dalam waktu singkat. Sebaliknya, semakin besar leverage, maka Anda justru akan makin sulit menghimpun profit.

Cara Meminimalkan Resiko Dalam Forex Trading

  1. Pahami Korelasi Antar Pair Forex

Dalam forex trading, ada pair-pair yang pergerakannya berhubungan antara satu sama lain. Ada pair forex yang bergerakannya cenderung searah (korelasi positif), tetapi ada pula pair yang pergerakannya saling berlawanan (korelasi negatif). Untuk itu, Anda harus mengingat dua aturan ini:

  • Jangan open posisi sama pada dua pair yang berkorelasi negatif secara bersamaan: Penting untuk diketahui bahwa EUR/USD dan USD/CHF memiliki korelasi negatif. Jadi pair ini saling membatalkan profit satu sama lain. Jika Anda buy EUR/USD dan buy USD/CHF dalam waktu bersamaan, maka akhirnya hanya akan ada satu posisi trading saja yang untung.
  • Perhatikan harga komoditas saat trading mata uang AUD, NZD, dan CAD: Mata uang AUD berkorelasi positif dengan harga emas dan bijih besi. NZD berkorelasi positif dengan harga wol dan dairy. CAD berkorelasi positif dengan harga minyak. Apabila harga komoditas naik, maka ketiga mata uang ini bakal menguat. Namun jika harga komoditas menurun, maka ketiga mata uang ini cenderung melemah.

Selain kedua korelasi tersebut, masih ada beberapa pair forex lain yang saling berhubungan. Namun, korelasi pair forex ini tak berlangsung setiap saat, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu saja. Contohnya EUR/USD dan GBP/USD kadang-kadang berkorelasi positif. Demikian pula USD/JPY dan AUD/USD sewaktu-waktu bisa mengalami korelasi positif.

Saat masih belajar forex trading, ada baiknya Anda bertransaksi per satu pair dulu. Apabila sudah mahir dalam satu pair, barulah menambah pair-pair lain. Dengan demikian, maka Anda akan benar-benar memahami karakteristik pair yang diperdagangkan dan bisa menghindari kerugian fatal.

Leave a Comment